Tinta di
atas notes
Nampaknya kini aku harus jujur
dengan diriku sendiri. Aku tahu jika aku menyukainya, tapi anehnya diriku, aku
selalu saja menutupi semua itu kepada diriku. Oh ternyata aku ini orang yang
mudah dibohongi. Aku mulai jujur bahwa selama satu semester ini aku
menyukainya, My Seniors.
Siang itu di sekolah ku ada suatu
acaara, dan sebenarnya aku merasa enggan dan malas untuk menghadirinya.
Terpaksa aku memaksa tubuh ini berjalan menuju tempat berlangsungnya acara itu.
Nama acaranya PIK-R, aku pernah tahu kepanjangan dari PIK-R, tapi otak ini
tidak berusaha untuk mengingatnya. Alhasil “lupa”.
Aku berjalan dari kelas menuju
aula (tempat berlangsungnya PIK-R) bersama salah satu temanku, sejak perkenalan
itu, aku memanggilnya dengan nama Putri. Untuk yang satu ini saya sadar, hamper
semua teman saya itu aneh, dia juga. Asal pembaca tahu aja, dia orangnya
pintar, tapi gila saja, dia gak pernah
senyum bro. tenang saja dia memiliki sisi positif yang lebih banyak
dibandingkan negatifnnya.
Tidak tahu berapa menit kami
berjalan, tiba-tiba saja sudah sampai pada tempat absensi. Langsung saja kami
tanda tangan dan langsung mencari tempat duduk. Untuk kali ini kami duduk di
barisan agak depan. Seakan terhipnotis, dia mau saja ketika aku ajak duduk di barisan
agak depan, padahal biasanya gak pernah mau.
Bersambung …..