Selasa, 10 Februari 2015

cerita dengan judul berusaha berfikir positif



Pembawa kesadaran

          Dengan tergesa-gesa Nilna berjalan menuju sebuah halte bus yang sudah ia incar sebelumnya. Terik matahari yang sedikit menyengat berhasil menjatuhkan beberapa peluh pada kening Nilna. Berjalan menyeberangi jalan sembari mengusap puluh. Nilna menuju sebuah bangku yang berada beberapa meter didepannya. Nilna duduk, berusaha menikamati segarnya udara di bawah pohon mangga yang besar itu.
          Seketika matanya tertuju pada sebuah bus, dalam hatinya terucap (Alhamdulillah). Ternyata bus jurusan Jogja dengan nama Prayogo telah sampai di halte bus. Itu artinya Nilna bus tersebut sudah siap mengantar Nilna pulang ke rumah. Bus berhenti di depan mata, dengan hati-hati Nilna bergegas  memasuki bus.
          Tersisa sebuah bangku kosaong pada deretan bangku dengan jumlah dua. Nampaknya bus ini sudah menyiapkan bangku special untuk Nilna.
          Dengan lemas Nilna menyandarkan kepalanya ke bantalan kursi. Bengitu lelahnya dia, hingga tak tersisa sedikitpun semangat pada pedalaman jiwanya. Seperti biasa, bus melaju dengan ganasnya, dan hanya butuh beberapa menit untuk sampai di halte Baskot.
          Sepertinya pak supir menekan rem dengan kuat, hingga tubuh Nilna sontak maju ke depan. Nilna mengalihkan pangdangan matanya, dan tak sengaja tertuju pada sebelah kiri bawah badan bus. Seorang pemuda, sepertinya pemuda kuiahan, dialah yang menjadi sasaran mata Nilna. Si pemuda mendekati nenek-nenek yang di  sampingnya tergeletak beberapa gerombol buah merah yaitu rambutan.
          Dalam benaknya terlints pikiran negative tentang pemuda itu, tetapi Nilna memutuskan untuk menyaksikan apa yang akan dilakukan oleh si pemuda kepada nenek penjual rambuatan.
          Bibir Nilna mulai tertarik ke belakang, oh ternyata dia melihat si pemuda mengajak si nenek berbincang-bincang, sontak pikiran yang mulanya negative kini berubah menjadi prasangka baik yang Nilna sendiri tidak tahu kebenaranya. Sepertinya hati si pemuda tersentuh menjadi iba ketika melihat si nenek penjual rambutan. Yang tak disangka lagi si pemuda turun dari bus hanya untuk sekedar membeli rambutan si nenek.
          Dari cuplikan cerita ini dapat disimpulkan jangan berfikir tentang sesuatu yang kita tidak tahu tentang orang lain. Apalagi kita belum mengenalnya.

Minggu, 08 Februari 2015

Cara Pembuatan Candi Borobudur

Perkiraan Arkeolog Tentang Cara Pembuatan Candi Borobudur

Perkiraan Arkeolog Tentang Cara Pembuatan Candi Borobudur
Uscience Ketika kita menyaksikan Candi Borobudur tentu akan menyimpan banyak tanda tanya tentang bagaimana caranya candi ini dibangun. Batu-batu dalam ukuran sangat besar dalam jumlah ribuan ditata sedemikian artistik dengan ukuran yang sangat simetris dan proporsional. Ketika bangunan tersebut dibangun pada masa sekarang tentu kita tidak perlu merasa kagum karena tekhnologi konstruksi, peralatan dan arsitektur sudah sedemikian maju. Namun ketika bangunan tesebut dibuat pada abad ke-9 tentu kita harus kagum karena  tekhnologi ketika itu sangat terbatas.

Menurut para Arkeolog memperkirakan bahwa pada awalnya candi Borobudur adalah merupakan stupa tunggal yang sangat besar dan terdapat mahkota di puncaknya. Kondisi tersebut diperkirakan membahayakan bagi tubuh dan kaki stupa, akhirnya stupa dilakukan desain ulang oleh arsiteknya dengan membongkar stupa raksasa ini, para Arkeolog telah memukan bukti bongkar pasang tersebut. Kemudian setelah stupa raksasa ini dibongkar diganti dengan tiga barisan stupa kecil dan satu stupa induk seperti yang kita lihat saat ini.
Perkiraan Arkeolog Tentang Cara Pembuatan Candi Borobudur
Bagian-bagian Candi Borobudur, Foto: ruangkumemajangkarya.wordpress.com
  Dari tanda-tanda yang ditemukan, diperkirakan pembangunan Candi Borobudur dibangun dalam empat tahap, dan mebutuhkan waktu sekitar 95 tahun walaupun ada juga yang menyebutkan jangka waktu pembangunan sekitar 23 tahun, namun perkiraan yang paling banyak diyakini adalah 95 tahun. Seperti apa tahap pembangunan Candi Borobudur tersebut?

 Tahap pertama: 
 Awal mula pembangunan Candi Borobudur belum diketahui secara pasti, dan penelitian hingga hari ini masih terus berlangsung untuk mendapatkan data-data baru tentang awal mula pembangunan candi. Para Ahli hanya memperkirakan bahwa proses pembuatan candi ini dimulai pada sekitar tahun 750 Masehi hingga 850 Masehi. Dasar candi Borobudur adalah sebuah bukit kecil yang diratakan pada puncaknya dan kemudian diperluas. Struktur bangunan tidak semuanya berupa batuan andesit seperti yang terlihat dari luar, pada bagian dalam candi ini adalah tanah yang dipadatkan. Dengan demikian struktur yang terlihat seperti sekarang ini menyerupai cangkang yang membungkus tanah.

Kemudian setelah itu pada bagian miring dibawahnya ditutup lagi dengan batu lapis demi lapis. Terlihat tanda-tanda bahwa pada awalnya dibangun secara bertingkat seperti sebuah piramida berundak namun kemudian dirubah. Ada beberapa bukti tentang hal tersebut yaitu berupa bekas bongkaran dari bangunan sebeumnya. Pada tahap ini dibangun tiga undakan pertama yang menutupi struktur asli berupa piramida berundak.
Perkiraan Arkeolog Tentang Cara Pembuatan Candi Borobudur
Konstruksi keseluruhan Candi Borobudur, Foto: ruangkumemajangkarya.wordpress.com
Tahap kedua:
Pada tahap ini mulai ditambahkan dua undakan berbentuk persegi, kemudian ditambahkan pagar langkan dan ditambahkan lagi satu undakan dengan konstruksi melingkar yang kemudian langsung ditambahkan stupa induk paling besar di atasnya.

Tahap ketiga
Pada tahap ini rupanya terjadi perubahan dari rencana semula karena suatu hal, yaitu undakan pada bagian atas yang berbentuk linkaran yang terdapat stupa induk paling besar dibongkar dan kemudian diganti dengan tiga undakan lingkaran baru . Setelah itu dibangun stupa-stupa kecil mengeililingi stupa induk pada undakan yang dibuat mengelilingi stupa paling besar. Kemudian setelah itu pondasi diperlebar karena alasan tertentu dan dibuat kaki tambahan yang membungkus kaki asli dan menutupi relief Karmawibhangga.

 Para Arkeolog memperkirakan bahwa semula Candi Borobudur dibuat dalam bentuk stupa tunggal yang memahkotai batur-batur teras bujur sangkar, namun kemudian ternyata stupa besar ini terlalu berat untuk ditopang struktur dibawahnya sehingga menyebabkan struktur dibawahnya terdorong keluar karena beban yang terlalu berat dari bagian atas yang menyebabkan pergesaran struktur dibawanya dari tempat semula.

 Karena candi ini dibuat dengan konstruksi menyerupai cangkang dimana konstruksi batu hanya berada diluar sementara konstruksi dalamnya berupa tanah maka tekanan dari atas akan menyebar ke bagian luar dari konstruksi candi, dengan demikian jika tidak dibangun peindung diluarnya akan menyebabkan candi Borobudur longsor dan runtuh. Mungkin atas pertimbangan itu kemudian diputuskan untuk membongkar stupa induk besar dan menggantikannya dengan teras yang mengelilingi stupa induk dengan penambahan stupa-stupa kecil seperti yang kita lihat saat ini.

Rupanya sang Arsitek memang memang mempunyai otak yang cukup jenius, untuk menopang agar dinding candi tidak longsor maka ditambahkan struktur kaki tambahan yang membungkus kaki asli. Struktur ini sengaja dirancang untuk memperkuat bagian dasar candi yang berfungsi seperti pengikat agar bagian candi tidak tercerai berai karena mendapat tekanan dari struktur diatasnya. Namun dengan penambahan ini kemudian  menutup relief Karmawibhangga pada bagian Kamadhatu.

 Tahap keempat.
Ini adalah tahap terakhir atau finishing, dimana pada tahap ini dilakukan penyempurnaan relief dan penambahan pagar pada bagian langkan paling luar juga penambahan semacam pintu gerbang yang disebut sebagai pelekung pada gawang pintu. Pada tahap ini juga dilakukan pelebaran pada bagian ujung kaki candi, yang akhirnya candi Borobudur terlihat seperti sekarang ini.

Sebetulnya ada beberapa bagian candi yang sekarang sudah tidak berada di tempatnya, karena dijarah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, bahkan pada tahun 1896, Raja Thailand, Chulalongkorn ketika mengunjungi Jawa mengambil bagian-bagian dari candi untuk dibawa ke negaranya. Menurut informasi Raja Thailand ini membawa sekitar 8 gerobak bagian-bagian candi atas ijin Pemerintah Kolonial Belanda ketika itu. Saat ini benda-benda berharga ini di pamerkan di Museum Nasional Bangkok. (RR/rw/14)
 
sumber : http://www.univer-science.com/2014/08/perkiraan-arkeolog-tentang-cara.html

Sabtu, 07 Februari 2015

Yel-Yel Gamesha Muda 2014.

Kami GM 14 (Kami GM 14)..
Bersatu untuk maju (Bersatu untuk maju)...
Maju demi bangsaku (Maju demi bangsaku)...
We are GM 14 (We are GM 14 14 14 eee)...
We are GM 14 (We are GM 14 14 14 eee)...
We are GM 14 (We are GM 14 14 14 eee)...
 Dem para demdem tingting..
 Dem para demdem ah.
 Dem para demdem tingting..
 Dem para demdem ah.
 JAYA...



Jumat, 06 Februari 2015

BATUAN BEKU

Oleh : Suretno

BATUAN BEKU

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, “api”) adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.(id/Wikipedia)
proses pembekuan magma
proses pembekuan magma
Terdiri dari :
1. Batuan beku dalam (Intrusiva)
    Contoh : Granit, Gabro, Diorit, Sienit.

GAMBAR BATUAN BEKU
Batu Granit
Batu Granit
obsidian
obsidian
gabbro
gabbro
Diorit
Diorit
peridotite
peridotite
pegmatit
pegmatit

Batuan beku dalam (intrusiva) dibedakan mjd: 1) Diskordan (batun beku dalam yang memotong struktur lapisan batuan disekitarnya.
Bentuk dari diskordan antara lain :
a. Batolith : Dapur magma yang membeku.
b.Gang atau korok : batuan beku dalam yang tipis dan panjang, yang arahnya tegak/miring.
c. Apofisa : Cabang dari gang.
d. Diatrema : Lubang kawah gunung api
2) Konkordan (batun beku dalam yang searah dengan struktur lapisan
    batuan di sekitarnya.
Bentuk dari konkordan antara lain :
Sill: batuan beku dlm yg tipis dan pipih.
Lakolit : batuan beku dalam bentuknya cembung.

intrusi magma
intrusi magma

2. Batuan beku luar (Ekstrusiva)
Batuan yg terbentuk dari magma yg membeku diluar bumi.

    Contoh : Riolit, Traktit, Andesit, Basalt, Dasit, Scoria, Bumice (batu apung).
GAMBAR BATUAN BEKU LUAR
riolit
riolit
Pumice (Batu Apung)
Pumice (Batu Apung)
Batu Andesit
Batu Andesit
Batu Basalt
Batu Basalt
Jenis batuan beku menurut kandungan silikat dan kuarsa dalam magma:
1) Batuan Beku Asam (Granitis)

yaitu batuan beku yang berasal dari magma yang bersifat asam karena banyak mengandung mineral kuarsa (SiO2), sedangkan kandungan Oksida Magnesiumnya (MgO) rendah.
2) Batuan Beku Intermediet (Andesitis)

yaitu bakuan beku yang berasal dari magma pertengahan dengan perbandingan mi neral kuarsa (SiO2) dan Oksida Magnesium (MgO) relatif seimbang.

3) Batuan Beku Basa (Basaltis)

yaitu bakuan beku yang berasal dari magma yang bersifat basa karena banyak mengandung mineral Oksida Magnesium (MgO), sedangkan kandungan kuarsanya (SiO2) rendah.

BATUAN SEDIMEN

Merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan bumi yang mengalami pelapukan. Bagian – bagian yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi bantuan sedimen.
Macam-macam batuan sedimen :
a) Menurut tenaga yang mengangkut
1) Batuan Sedimen Aeolis / Aeris :
    Batuan sedimen yg terbentuk dengan tenaga/ media angin.
    Contoh : Barchan, tanah loss.
2) Batuan Sedimen aquatis :
    Batuan sedimen yg terbentuk dengan media air.
    Contoh : batu pasir, tanah liat, konlomerat, breksi, delta

GAMBAR BATUAN SEDIMEN
BATU PASIR
BATU PASIR
KONGLOMERAT
KONGLOMERAT
BREKSI
BREKSI
BATU GARAM
BATU GARAM
3) Batuan Sedimen Glassial : Batuan sedimen yg terbentuk dengan
media gletsyer/es.
Contoh : Morena

4) Batuan Sedimen Marine : Batuan sedimen yg terbentuk dengan media
gelombang laut.
Contoh : Gosong.
b) Menurut tempat pengendapan
1) Batuan sedimen teristris:

batuan sedimen yg diendapkan didaratan yg dipengaruhi oleh tenaga air, angin, dan es.
2) Batuan sedimen marine :
batuan sedimen yg diendapkan dilaut yg dipengaruhi oleh tenaga gelombang laut.
3) Batuan sedimen limnis :
batuan sedimen yg diendapkan di danau atau rawa yg banyak mengandung unsur-unsur organik.
4) Batuan sedimen fluvial :
Batuan sedimen yg diendapkan di sekitar sungai.
5) Batuan sedimen glassial :
Batuan sedimen yg diendapkan di ujung pengerjaan es
b) Menurut akumulusi material sedimen
    1) Batuan sedimen klastik seperti breksi, batupasir, konglomerat, dan serpih, yang terbentuk dari endapan puing-puing pelapukan mekanik
    2) Batuan sedimen kimiawi seperti garam batu dan beberapa batugamping, yang terbentuk dari  endapan bahan terlarut
    3) Batuan sedimen organik seperti batu bara dan beberapa batu gamping, yang terbentuk dari akumulasi endapan sisa-sisa tanaman atau hewan.

BATUAN METAMORF

Batuan metamorf (malihan) terbentuk dari batuan beku dan batuan sedimen yang mengalami perubahan akibat panas dan tekanan.
Macam-macam batuan metamorf :
1) Metamorf kontak:
    Terbentuk akibat suhu yg sangat tinggi. Batuan yg letaknya dekat dg dapur magma, seperti batuan kapur akan berubah menjadi batu pualam. Tumpukan vegetasi / fosil tumbuhan akan berubah menjadi batu bara.
2) Metamorf dinamo/ kinetis:
    Terbentuk akibat tekanan kuat dalam waktu lama.
    Contoh : Batu sabak dan batu bara
3) Metamorf Pneumatolitis Kontak:
    Terbentuk akibat pengaruh panas dan kemasukan unsur lain, seperti gas fluor dan bor.
    Contoh : Batu akik
GAMBAR BATUAN METAMORF
Batu Marmer
Batu Marmer
Batu Kwarsa
Batu Kwarsa
Batu Sabak
Batu Sabak
Batu Gneiss
Batu Gneiss

PERBEDAAN PROSES TERBENTUNYA BATU METAMORF
PERBEDAAN
MARMER
SABAK
KWARSA
CARA TERJADINYA
Terbentuk dari batu kapur (karst) yang mengalami tekanan dan panas tinggi Lava panas yang mendingin dengan cepat dipermukaan bumi Pembekuan magma yang mendingin dalam waktu lama dipermukaan bumi
MANFAAT
Bahan bangunan (lantai, perhiasan) Untuk media tulis (digunakan sebelum kertas digunakan secara masal. Dindonesia tahun 60-an masih digunakan di sekolah-sekolah pedesaan Bahan baku kaca
Sumber : geology.com

Tujuan Hidup

Hidup itu seni menjadi, menjadi hamba Tuhan sekaligus penguasa alam. Awalnya kita hanya makhluk rohani, yang kemudian diberi jasad fisik oleh-Nya, dengan tugas untuk menghamba kepadanya dan menjadi khalifah untuk kebaikan alam semesta. Berbakti dan Bermanfaat. Hamba tapi Khalifah.

dikutip dari : Novel Rantau Satu Muara.

Kamis, 05 Februari 2015

Lemah



Aku terdiam
Entah apa yang ku pikirkan
Runyam
Bagai di tengah keributan
Haruskah aku seperti ini
Mengeluh seakan tak punya akal


Rabu, 04 Februari 2015

Cerpen



Anak -  Anak Pelaut
Oleh Jamalul Hikmah
      Ferry yang kami tumangi merapat di dermaga. Paman menggamit lenganku . membimbingku keluar dari dek, berbau dengan penumpang-penumpanglain. “Ayo, Om! Lempar, Om, lempar!”
      Aku terkejut mendengar teriakan itu. Sekelompok anak tampak sedang berenang di sekitar pelabuhan. Mereka berteriak-teriak sambilmelambaikan tangan untuk menarik perhatian para penumpang. Beberapa orang melemparkan uang logam ke air. Anak-anak itupun saling berebutan menyelam. Berlomba untuk memperoleh uang receh itu sebanyak-banyaknya.
      “Ayo lempar lagi, Om! Lempar....!” teriak mereka lagi. Pemandangan seperti tadi pun kembali terulang. Menakjubkan sekali! Mereka melekukan hal itu tanpa bantuan alat selam. Mereka memang anak-anak yang mengagumkan, pikirku.
      “Kamu tunggu di sini ya, Win! Jaga barang-barang. Paman mau mengurus angkutan sebentar,” kata Paman kepadaku.
      Aku mengangguk tanpa melepaskan pandangan dari anak-anak yang sedang berenang itu. Pemandangan unik seperti itu bagiku sungguh luar biasa.
      Seorng anak bertubuh kurus tampak memanjati tali jangkar kapal. Tiba di atas geladak, ia berhenti. Lalu memandangi teman-temannya yang masih bolak-balikmenyelam mengambil uang logam. Diam-diam aku mendekati anak itu. “Capai?” sapaku sok akrab.
      Anak itu menoleh ke arahku agak kaget. “Oh, eh, aku kurang enek badan hari ini,” ujarnya. “Terpaksa berhenti duluan”.
      Kuperhatikan tubuh ceking anak itu. Wajahnya tampak pucat kebiruan. Bibirnya bergemeletuk menahan dingin. Mungkin terlalu lama berendam di dalam air. Anak itu sepertinya sbaya denganku. Mungkin kelas empat atau lima SD. Hanya saja ia tampak lebih tua. Mungkin karena kehidupannya cukup sulit. Seperti yang lainnya, dia hanya mengenakan celana pendek, tanpa baju. Kulitnya hitam mengkilat karena terbakar terik matahari.
      “Sehari biasanya kamu dapat berapa, dari hasil menyelam seperti ini?” tanyaku ingin tahu.
      “Ah tidak banyak. Aku selalu kalah berebut dengan teman-teman lain. Habis aku termasuk anak baru di sini”, katanya sambil memperlihatkan beberapa keping uang receh dari sakunya.
      “Apakah orang tuamu tidak marah kalau tahu apa yang kamu lakukan di sini?”
      Tidak tahulah. Mereka tidak tahu apa yang aku lakukan. Tapi aku bermaksud baik. Ingin meringankan beban mereka. Ayahku sedang sakit jadi tidak bisa melaut. Tidak salah kan, cari uang sendiri? Siapa tahu nanti bisa terkumpul untuk mengobati ayah,” ceritanya dengan sedih.
      Aku menatapnya simpati. “Tidak takut terjadi apa-apa? Bagaimana kalau terhisap baling-baling kapal misalnya?”
      “ ah sampai sekarang belum ada yang pernah mengalami kecelakaan. Kami ini anak nelayan. Sudah terbiasa dengan hal-hal seperti itu,” ujarnya tanpa menyembunyikan rasa bangga.
      Aku mengangguk-angguk. Rasa simpatiku kepadanya semakin besar.
      “Petugas datang! Petugas datang!” tiba-tiba terdengar teriakan seorang anak yang berada di atas germaga. Kemudian anak itu menceburkan diri ke laut. Teman-temannya yang berada di air, berenang menjauhi dermaga.
      “Oh petugas syah bandar datang. Aku harus segera menyingkir. Mereka galak sekali pada anak-anak seperti kami,” kata teman bicaraku itu. Diapun ikut menceburkan diri ke laut., menyusul anak-anak yang lain.
      “Jangaaaa.....” aku terpekik kecil saat ia melompat, sebab sebuah ferry datang merapat. Tubuhnya tergulung dalam pusaran air ferry itu.
      Akan tetapi kulihat orang-orang di sekitarku tenang-tenang saja. Seolah tidak terjadi apa-apa. Aku jadi was-was. Ku coba mencari-cari bayangannya di air.
       Jantungku nyaris copot ketika melirik air di sisi kanan ferry yang baru merapat itu. Samar-samar air terlihat lebih keruh. Apakah itu..... campuran darah? Oh tidak! Dia terhisap baling-baling kapal!
      Tiba-tiba paman sudah berada di belakangku, menepuk pundakku, “Tuh ada yang manggil-manggil kamu,” kata paman.
      Aku menoleh ke arah yang ditunjuk paman. Di sana, agak jauh dari dermaga, tampak sahabat baruku itu sedang melambai-lambaikan tangan diantara teman-temannya. Aku membalas lambaian itu sambil tersenyum lega.