Rabu, 04 Februari 2015

Analisa Cerpen

Buah Kebohongan

 Paka Yaza adalah seorang tuan tanah yang kaya raya dan dermawan. Suatu hari, saat melewat sawah, seorang petani memberinya hadiah. Seekor ayam panggang dan sebotol jus jeruk segar. Karena saat itu Paka Yaza akan pergi ke kota, hadiah itu tidak bisa langsung dibawanya.
Sepulang dari kota, Pakla Yaza memanggil Peto, pembantunya. Ia menyuruh Peto mengambil hadiah itu di rumah petani tadi.
Peto sudah tinggal bersama Paka Yaza sejak kecil. Paka Yaza sendiri sudah menganggap Peto seperti keluarganya sendiri. Namun itu malah membuat Peto kadang membuat ulah yang mengesalkan.
“Peto! Petani itu akan membariku seekor burung hidup dan sebotol racun serangga. Jadi, jangan sekali-sekali kamu mencoba membuka bungkusan dari petani itu. Awas kalau burung itu sampai terbang! Dan jangan sampai juga racun di botol itu terhirup olehmu!” pesan Paka Yaza sebelum Peto pergi.
Paka Yaza sengaja berbohong agar Peto tidak memakan dan meminum hadiah dari petani itu.
Sambil tersnyum kecil, Peto pergi menuju rumah si petani. Setelah menerima bungkusan hadiah dari petani itu, Peto tidak langsung pulang. Ia mencari tempat yang rindang, lalu membuka bungkusan tadi.
 “Hehehe.... memangnnya aku sebodoh itu! Harum ayam panggang dan jus jeruk tercium olehku, biarpun dibungkkus beberapa lapis!” guman Peto girang.
Ia lalu menyantap habis hadiah ayam pangganng dan jus jeruk itu.
“Hmm... nyam nyam... lezatnya....” kata Peto dengan mulut penuh daging ayam panggang.

Setelah semuanya benar-benar habis masuk ke dalam perutnya, Peto baru pulang ke rumah. Ia langsung menuju kaamarnya untuk tidur.
Saat waktu makan malam tiba, Paka Yaza meminta istrinya untuk menyediakan makanan. Paka Yaza teringat akan hadiah yang diberikan si petani. Ia meminta istrinya untuk menghidangkan ayam panggang dan sebotol jus jeruk itu.
“Aku tidak pernah menerima ayam  panggang dan jus jeruk.!” Kata Bu Paka Yaza bingung. Paka Yaza sangat terkejut. Ia segera sadar kalau Peto pasti berbuat ulah lagi.
Paka Yaza bergegas menuju kamar Peto. Si pembantu nakal itu  sedang tertidur pulas.
“Benar-benar keterlaluan!” teriak Paka Yaza sambil menggoyang-goyangkan tubuh Peto. “Ayo bangun, pemalas! Mana pemberian petani yang kamu ambil?”
Peto terbangun kaget. Ia menggosok-gosok matanya.
“Mmm... pemberian itu... Mmm, begini, Tuan...,” Peto cepet-cepet meloncat dari tempat tidurnya. Ia berdiri di hadapan tuannya dengan penuh rasa hormat. “Tadi waktu aku membawa hadiah itu, tiba-tiba angin bertiup sangat kencang. Kain penutup burung itu terbawa angin. Burung itupun terbabg, Tuan! Lalu, karena saya takut menerima hukuman dari Tuan, akhirnya saya meminum racun di dalam botol itu. Jadi... jadi sekarang saya sedang menunggu kematian...”
 “Alasan! Bisa saja kamu ini... bentak Paka Yaza sambil terbalik. Paka Yaza menahan senyum gelinya.
Jawaban Peto membuat Peto tidak bisa berbuat apa-apa.
“Buah kebohongan yang harus aku petik!” bisiknya pada diri sendiri sambil meninggalkan kamar Peto.
Paka Yaza pun berjanji, tidak akan berbohong dan berbuat seperti itu lagi.




















Analisa Cerpen

Unsur intrinsik
Tema                    : Berbohong
Penokohan : tokoh 1 : Paka Yaza
                               tokoh 2     : Peto
Watak                   : tokoh1      : dermawan
                                                  pelit
                                                  pembohong
                               tokoh 2     : licik
                                                  cerdas
                                                  rakus
Latar                     : waktu        : malam hari
                               tempat       : kamar Peto
                               suasana     : tegang
Amanat                : 1. Kita tidak boleh berbohong. Barang siapa berbohong
      akan
                                   mendapat balasan dari perbuatannya.
2. Jika kita mempunyai kewajiban, harus dijalankan
    dengan
                                   sungguh-sungguh.
                               3. Berkata jujur, apa yang sudah terjadi.


Paragraf 1 sampai 3.
Dibagian ini diperkenalkan seorang tuan tanah bernama Paka Yaza yang dermawan beserta pembantunya ( Peto).
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar